Beberapa ahli mencoba untuk mendefenisikan stress agar lebih terarah. Berdasarkan pendapat MC.Nerney, disebutkan bahawa stress merupakan reaksi fisik, mental, dan kimiawi dari tubuh terhadap situasi yang menakutkan, mengejutkan, membingungkan, membahayakan dan juga berpotensi merisaukan seseorang. Pendapat ini jauh lebih maju ketimbang pendapat Lazarus dan Folkman yang hanya mendefenisikan stress sebagai hubungan khusus antara manusia dan lingkungannya dimana manusia tadi terbebani.
Ekstrenal Dan Internal
Pengertian stress lainnya datang dari Herdjana, beliau berpendapat bahwa stress mengacu pada suatu keadaan atau kondisi tertentu yang terjadi sebaai akibat transasksi seseorang yang mengalami tekanan dan menyebabkan yang bersangkutan melihat ketidaksepadanan antara keadaan dengan sistem sumber daya bilogos, sosial, dan psikologis yang ada padanya. Pendapat Hardjana ini menarik sebab telah menunjukkan bahwa stress tak hanya bersumber dari luar (sosial) tetapi juga dari dalam (biologis/psikologis). Pendapat Herdjana ini sejalan dengan apa yang dipaparkan oleh Selye pada tahun 1982. Menurutnya, tubuh akan memberikan reaksi tertentu terhadap berbagai tantangan yang dijumpai di dalam hidup yang didasarkan pada perubahan biologis dan kimia dalam tubuh seseorang.
Lebih lanjut, pendapat Selye tersebut merangkum pendapat lain yang mengatakan bahwa stress pada hakekatnya merupakan stimulus dimana setiap peristiwa atau kejadian dalam kehidupan menimbulkan respon yang lebih berpotensi menekan emosional yang berujung pada menurunnya kesehatan tubuh.
Stress Dan Depresi
Hubungan kausalitas antara stress dan kesehatan tubuh juga mendasari pengertian stress yang diutarakan oleh Prof. Dadang Hawari. Menurut beliau, istilah stress merupakan reaksi tubuh (fisik) yang diakibatkan oleh permasalahan kehidupan yang menimpa pada diri seseorang (stressor psikososial) yang bisa berujung pada gangguan organ tubuh. Prof. Dadang Hawari menekankan bahwa stress adalah persoalan fisik bukan kejiwaan. Hal ini dipertegasnya melalui kesimpulan bahwa stress sangat berbeda dengan depresi. Masih menurut beliau, depresi adalah reaksi kejiawaan seseorang yang dialaminya karena terganggu oleh peristiwa atau kejadian yang termasuk ke dalam stressor. Selama ini stress dan depresi sering diidentikkan. Bahkan sangat sulit untuk membedakannya sebab keduanya merupakan persoalan kejiwaan. Hanya saja, jika mengacu pada batasan yang diajukan oleh Prof. Dadang Hawari, stress lebih pada reaksi fisik sebagai akibat dari tidak bisanya pikiran menghalau tekanan sedangkan depresi lebih pada reaksi kejiwaan akibat kurang kuatnya pikiran melawan berbagai tekanan.